Download Bokep : Video Mesum SMPN 4 Jakarta





MP4 FORMAT ::Heboh Mesum di Kelas Smpn 4 Jakarta Pusat.mp4
3GP FORMAT::Heboh Mesum di Kelas Smpn 4 Jakarta Pusat.3gp

Cerita Dewasa - Nafsunya Om Suamiku


Aku baru menikah, karena suamiku belum punya rumah, kamu numpang di rumah om nya yang duda tanpa anak dan tinggal sendiri. Sebagai pengantin baru, tentunya aku dan suamiku lebih sering menghabiskan waktu di kamar. Sayangnya suamiku tidak perkasa kalo di ranjang. Sering ditengah permainan, saat aku sedang nikmat2nya suamiku keok duluan. Suatu sore, sepulang dari kantor, om lupa membawa kunci rumah. 
2139098_1253333238CVkJ

Dia rupanya mengetok pintu cukup lama tetapi aku tidak mendengarnya karena aku sedang di kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, baru samar2 aku mendengar ketukan pintu. Siapa, pikirku sambil segera mengenakan kimono dari bahan handuk yang pendek, sekitar 15 cm diatas lutut. Aku membukakan pintu. Om ternganga melihat kondisi aku yang baru selesai mandi. Tinggi ku sekitar 167 cm. Rambutku tergerai sebahu. Wajah ku cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah, itu kata suamiku lo. Karena kimonoku pendek, maka paha dan betis ku tampak dengan jelas.. Kulitku kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulku besar melebar. Pinggangku kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dadaku belum sempat kuikat secara sempurna, menyebabkan belahan toketku yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilku membayang di kimonoku. Aku belum sempat mengenakan bra. Leherku jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhku. Dari samping toketku begitu menonjol dari balik kimonoku. Om berjalan mengikutiku menuju ruang makan. Pasti dia memperhatikan gerak tubuhku dari belakang. Pinggulku yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakiku.

"Sori Sin, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya", katanya. "Udah selesai kok om", jawabku. Dia duduk di meja makan. Aku mengambilkan teh untuknya dan kemudian masuk ke kamar. Tak lama kemudian aku keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, tonjolan toketku membusung. Aku tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di dasterku. Aku mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakanginya, pasti dia menatap tubuhku dari belakang. Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. Dia menatapku dari dekat tanpa rasa risih. Aku tidak menyadari bahwa belahan daster di dadaku mempertontonkan toketku yang montok kala agak merunduk. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. "Sin, kamu gak puas ya sama suami kamu", kataku to the point. Aku tertunduk malu, mukaku semu kemerahan. "Kok om tau sih", jawabku lirih. "Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh. Suami kamu cepet ngecretnya ya", katanya lagi. "Iya om, cepet banget keluarnya. Sintia baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Sintia cuma jadi pemuas napsunya aja", aku mulai curhat. Dia hanya mendengarkan curhatanku saja. "Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Sintia nyiapin makan dulu ya", kataku mengakhiri pembicaraan seru. "Kirain Sintia nawarin mau mandiin", godanya. "Ih si om, genit", jawabku tersipu. "Kalo Sintia mau, om gak keberatan lo", jawabnya lagi. Aku tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu dia masuk kamarnya dan mandi. Selesai mandi, dia hanya memakai celana pendek dan kaos. Kelihatannya dia tidak mengenakan CD karena kontolnya yang ternyata ngaceng berat kelihatan jelas tercetak di celana pendeknya. Aku diam saja melihat ngacengnya kontolnya dari luar celana pendeknya. Rupanya om terangsang ketika ngobrol seru sebelum dia mandi itu. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, aku berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Tetapi om masih diabawah pengaruh napsu berahinya. Dia menatapku dengan pandangan yang seakan2 mau menelanjangiku.

Selesai makan, aku membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, aku terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika aku membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan ku membentur rak kayu. "Aduh", aku mengerang kesakitan. Dia segera menolongnya. Punggung dan pinggulku diraihnya. Dia membopong ku kekamarku. Dia meletakkan aku di ranjang. Belahan dasterku terbuka lebih lebar sehingga dia dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketku. Aku berusaha meraih betisku yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis ku. Dia pun berusaha membantuku. Diraihnya betisku seraya diraba dan diurut bagian betis yang memar tersebut. "Pelan om, sakit", erangku lagi. Sambil terus memijit betisku, dia memandang wajahku. Mataku akhirnya terpejam. Nafasku jadi teratur. Aku sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah.

Mendadak aku terbangun karena om membuka dasterku. "Om, Sintia mau diapain", kataku lirih. Dia terkejut dan segera menghentikan aksinya. Dia memandangi tubuh mulusku tanpa daster yang menghalanginya. Tubuh molekku sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilku berdiri tegak. Rupanya selama aku tertidur, dia menggerayangi sekujur tubuhku sehingga naspunya tak terbendung lagi. Dia sudah bertelanjang bulat. Aku terkejut melihat kontolnya yang begitu besar dan panjang (dibandingkan dengan kontol suamiku) dalam keadaan sangat tegang. Napsuku bangkit juga melihat kontolnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo kontol besar itu menggesek keluar masuk nonokku.

"Sin, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak", katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok. Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketku yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya. "Om...", rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga. Aku menjadi sangat ingin merasakan kenikmatan dientot, sehingga aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku. Disedot-sedotnya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku yang harum itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama. Sambil terus menggumuli toketku dengan bibir, lidah, dan wajahnya, dia terus menggesek-gesekkan kontol di kulit pahaku yang halus dan licin. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dada ku. Perlahan-lahan dia bergerak ke arah bawah. Digesek-gesekkan wajahnya di lekukan tubuhku yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilatinya secara bergantian. Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Sementara gesekan-gesekan kepala kontolnya pindah ke betisku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir nonokku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan.

Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. kontolnya yang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontol digesek-gesekkan di toketku yang montok itu. Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu. Diraih kedua belah gumpalan toketku yang montok itu. Dia berdiri di atas lutut dengan
mengangkangi pinggang ramping ku dengan posisi badan sedikit membungkuk. kontolnya dijepitnya dengan kedua gumpalan toketku. Perlahan-lahan digerakkannya maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toket ku. Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolnya tersembunyi di jepitan toketku. Lama-lama gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekannya semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di kontolku semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Akupun mendesah-desah tertahan, "Ah... hhh... hhh... ah..."

kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku. Gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tangannya di kedua toketnya, menyebabkan cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit kontolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia terlihat merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolnya dengan toketku. "Hih... hhh... ... Luar biasa enaknya...," dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku, "Ngh... ngh... hhh... heh... eh... ngh..." Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketku semakin cepat. kontolku semakin tegang dan keras. "Enak sekali, Sin", erangnya tak tertahankan. Dia menggerakkan kontolnya maju-mundur di jepitan toketku dengan semakin cepat. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirku akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketku itu.

Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya. Tangan kanannya lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang pusarku. Dicopotnya CD minimku. Pinggulku yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembutku yang hitam lebat menutupi daerah sekitar nonokku. Kedua paha mulusku direnggangkannya lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perutku terkuak, mempertontonkan nonokku. Dia pun mengambil posisi agar kontolnya dapat mencapai nonokku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang kontol, kepalanya digesek-gesekkannya ke jembutku. Kepala kontolnya bergerak menyusuri jembut menuju ke nonokku. Digesek-gesekkan kepala kontol ke sekeliling bibir nonokku. Terasa geli dan nikmat. Kepala kontol digesekkan agak ke arah nonokku. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut nonokku menjadi basah. Digetarkan perlahan-lahan kontolnya sambil terus memasuki nonokku.

Kini seluruh kepala kontolnya yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut nonokku. Kembali dari mulutku keluar desisan kecil karena nikmat tak terperi. Kontolnya semakin tegang. Sementara dinding mulut nonokku terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontolnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh kontol yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkan kontolnya ke dalam nonokku. Terbenam sudah seluruh kontolnya di dalam nonokku. Sekujur kontol sekarang dijepit oleh nonokku . Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk kontolnya ke dalam nonokku. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam nonokku hanya kepalanya saja. Sewaktu masuk seluruh kontol terbenam di dalam nonokku sampai batas pangkalnya. Dia terus memasuk-keluarkan kontolnya ke lobang nonokku. Alis mataku terangkat naik setiap kali kontolnya menusuk masuk nonokku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexy ku keluar desis kenikmatan, "Sssh...sssh... hhh... hhh... ssh... sssh..." Dia terus mengocok perlahan-lahan nonokku. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya secara perlahan nonokku sampai selama dua menit. Kembali ditariknya kontolnya dari nonokku. Namun tidak seluruhnya, kepala kontol masih dibiarkannya tertanam dalam nonokku. Sementara kontol dikocoknya dengan jari-jari tangan kanannya dengan cepat

Rasa enak itu agaknya kurasakan pula. Aku mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontolnya pada dinding mulut nonokku, "Sssh... sssh... zzz...ah... ah... hhh..." Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis, "Sin... nonokmu luar biasa... nikmatnya..."

Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Tiba-tiba dicopotnya kontol dari nonokku. Segera dia berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket montok ku untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badannya. Kontol dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku. "Oh...hangatnya... Sssh... nikmatnya...Tubuhmu luarrr biasa...", dia merintih-rintih keenakan. Akus juga mendesis-desis keenakan, "Sssh.. sssh... sssh..." Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah. Dia mempercepat maju-mundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan kontol di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya. "Sin..!" pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya. Kontolnya menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

Pejunya menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahangku. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas
belahan toketku. Dia menikmati akhir-akhir kenikmatan. "Luar biasa...Sin, nikmat sekali tubuhmu...," dia bergumam. "Kok gak dikeluarin di dalem aja om", kataku lirih. "Gak apa kalo om ngecret didalem Sin", jawabnya. "Gak apa om, Sintia pengen ngerasain esemprot peju anget. Tapi Sintia ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Sintia ngerasain kenikmatan seperti ini", kataku lagi. "Ini baru ronde pertama Sin, mau lagi kan ronde kedua", katanya. "Mau om, tapi ngecretnya didalem ya", jawabku. "Kok tadi kamu diem aja Sin", katanya lagi. "Bingung om, tapi nikmat", jawabku sambil tersenyum. "Engh..." aku menggeliatkan badanku. Dia segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. Beberapa lembar tissue diambil untuk mengelap peju yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut ku. "Mo kemana om", tanyaku. "Mo ambil minum dulu", jawabnya. "Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua", kataku. Aku sudah pengen dia menggelutiku sekali lagi.

Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepada ku yang langsung kutenggak sampe habis. Dia keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas dia memandangi toket indahku yang terhampar di depan matanya. Dia memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku yang melebar indah. Terus tatapannya jatuh ke nonokku yang dikelilingi oleh jembut hitam jang lebat. Aku ingin mengulangi permainan tadi, digeluti, didekap kuat. Mengocok nonokku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat menyemprotkan pejunya di dalam nonokku sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

"Sin...," desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku pun menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lenganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku yang membusung terasa semakin menekan dadanya. Aku meremas-remas kulit punggungnya. Aku mencopot celananya dan merangkul punggungnya lagi. Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya. "Ah... geli... geli...," desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek-gesekkan memutar wajahnya di belahan toketku. Bibirnya bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri.
Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkan pentil toketku ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Dimainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. "Ah... ah... om...geli...," aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dan diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku. "Om... hhh... geli... geli... enak... enak... ngilu...ngilu..." Dia semakin gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. "Ah...om... terus... hzzz...
ngilu... ngilu..." aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. "Om.. kontolnya besar ya", ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari-jari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama. Dia merengkuh tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahnya dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tangannya meremas-remas kedua belah toketku. Remasannya kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek-gesekkan dan ditekan-tekankan ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan. "Ah... om... ngilu... terus om... terus... ah... geli... geli...terus... hhh... enak... enaknya... enak...," aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri. "Sin.. enak sekali Sin... sssh... luar biasa... enak sekali...," diapun mendesis-desis keenakan. "Om keenakan ya? kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Sintia. Wow... kontol om terasa hangat di kulit perut Sintia. Tangan om nakal sekali ... ngilu,...," rintihku. "Jangan mainkan hanya pentilnya saja... geli... remas seluruhnya saja..." aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya. Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini om suamiku. "Om.. remasannya kuat sekali... Tangan om nakal sekali..Sssh... sssh... ngilu... ngilu...Ak... kontol om ... besar sekali... kuat sekali..."

Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindihi tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutnya bagian bawah. Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari nonokku. Diputar-putarkan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir nonokku. Aku meraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. "Om kontolnya besar dan keras sekali" kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Kepala kontolnya menyentuh bibir nonokku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankan masuk ke kunonok. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam nonokku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya.

"Om... teruskan masuk... Sssh... enak... jangan berhenti sampai situ saja...," aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke nonokku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. "Sssh... sssh...enak... enak... geli... geli, om. Geli... Terus masuk, om.." Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat. Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan... satu... dua... tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! "Auwww!" pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam nonokku tanpa bergerak sedikit pun. "Sakit om... " kataku sambil meremas punggungnya dengan keras. Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk nonokku. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya. "Bagaimana Sin, sakit?" tanyaku. "Sekarang sudah enggak om...ssh... enak sekali... enak sekali... kontol om besar dan panjang sekali... sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok Sintia..," jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan kontolnya perlahan-lahan. Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilin-pilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadanya. Kontolnya diiremas-remas dengan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat.

Dia mengambil kedua kakiku dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Sambil terus mengocok nonokku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di nonok ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di nonokku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. "Ah... om, geli... geli... ... Ngilu om, ngilu... Sssh... sssh... terus om, terus.... kontol om membuat nonok Sintia merasa enak sekali... Nanti jangan dingecretinkan di luar nonok, ya om. Ngecret di dalam saja... " Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di nonokku. "Ah-ah-ah... bener, om. Bener... yang cepat...Terus om, terus... " Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku.
Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di nonokku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya diremas-remas dengan cepatnya oleh nonokku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

"Sssh... sssh... Sin... enak sekali... enak sekali nonokmu... enak sekali nonokmu..." "Ya om, Sintia juga merasa enak sekali... terusss...terus om, terusss..." Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. "Om... sssh... sssh... Terus... terus... Sintia hampir nyampe...sedikit lagi... sama-sama ya om...," aku jadi mengoceh tanpa kendali. Dia mengayuh terus. Sementara itu nonokku berdenyut dengan hebatnya. "Om... Ah-ah-ah-ah-ah... Mau keluar om... mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah... sekarang ke-ke-ke..." Tiba-tiba kontolnya dijepit oleh dinding nonok ku dengan sangat kuatnya. Di dalam nonokku, kontolnya disemprot oleh cairan yang keluar dari nonokku dengan cukup derasnya. Dan aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali: "...keluarrr...!" Mataku membeliak-beliak. Sekejap tubuh kurasakan mengejang.

Dia pun menghentikan genjotannya. Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan tertanam dalam nonokku. Aku memejam beberapa saat dalam menikmati puncak. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tanganku pada lengannya perlahan-lahan mengendur. Kelopak mataku pun membuka, memandangi wajahnya. Sementara jepitan dinding nonokku pada kontolnya berangsur-angsur melemah, walaupun kontolnya masih tegang dan keras. Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuh telanjangku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam nonokku tidak tercabut.

"Om... luar biasa... rasanya seperti ke langit ke tujuh," kataku dengan mimik wajah penuh kepuasan. Kontolnya masih tegang di dalam nonokku. Kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali mendekap tubuhku. Kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di nonokku, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding nonokku secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontolnya. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh nonokku beberapa saat yang lalu. "Ahhh...om... langsung mulai lagi... Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di nonok Sintia.. Sssh...," aku mulai mendesis-desis lagi. Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas-remas toket ku serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di nonokku. "Sssh... sssh... sssh... enak om, enak... Terus...teruss... terusss...," desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di nonokku. Pengaruh adanya cairan di dalam nonokku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara, "srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret..." Aku tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, "Om... ah... "

Kontolnya semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya kini dari ketiak ku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Akupun memeluk punggungnya dan mengusap-usapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya kontolnya ke dalam nonok ku sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras-keras agar menusuk nonokku sedalam-dalamnya. Kontolnya bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding nonokku. Sampai di langkah terdalam, aku membeliak sambil mengeluarkan seruan tertahan, "Ak!" Sementara daging pangkal pahanya bagaikan menampar daging pangkal pahaku sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar nonokku, kontolnya dijaga agar kepalanya tetap tertanam di nonokku. Remasan dinding nonokku pada kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir nonokku yang mengulum kontolnya pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini aku mendesah, "Hhh..." Dia terus menggenjot nonokku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Aku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontol dihunjam masuk sejauh-jauhnya ke nonokku. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan nonokku menimbulkan bunyi srottt-srrrt... srottt-srrrt... srottt-srrrt... Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecilku: "Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..." "Sin... Enak sekali Sin... nonokmu enak sekali... nonokmu hangat sekali... jepitan nonokmu enak sekali..." "Om... terus om...," rintihku, "enak om... enaaak... Ak! Hhh..." Diapun mengocokkan kontolnya ke nonokku dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. "Sin... aku... aku..." Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa dia tidak mampu menyelesaikan ucapannya yang memang sudah terbata-bata itu. "Om, Ines... mau nyampe lagi... Ak-ak-ak... aku nyam..."

Tiba-tiba kontolnya mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Dia tidak mampu lagi menahan lebih lama lagi. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding nonok ku mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, dia tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan pejunya. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontolnya disemprot cairan nonokku, bersamaan dengan pekikanku, "...nyampee...!" Tubuhku mengejang dengan mata membeliak-beliak. "Sin...!" dia melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat-kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku yang jenjang. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejunya menyembur dengan derasnya, menyemprot dinding nonokku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam nonokku terasa berdenyut-denyut.


Beberapa saat lamanya kami terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! kontolnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam nonokku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuhku maupun tubuhnya tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Aku merasa puas sekali dientot om.

Cewek ABG Jepang Imut

Gambar Cewek ABG Jepang Imut Tel4njang


Gambar Cewek ABG Jepang Imut Tel4njang


Gambar Cewek ABG Jepang Imut Tel4njang


Gambar Cewek ABG Jepang Imut Tel4njang

Tante Berjilbab Hampir Bugil

 Tante Wanita Berjilbab Hampir Bugil Payudara Besar



Tante Wanita Berjilbab Hampir Bugil Payudara Besar


Tante Wanita Berjilbab Hampir Bugil Payudara Besar


Tante Wanita Berjilbab Hampir Bugil Payudara Besar


Paha Mulus Gadis Belia Sexy

Gambar Paha Mulus Gadis SMA Jakarta

Paha Putih Cewek SMA Bandung Sexy

Paha Putih Mulus Gadis SMA Jogja
 
Paha Mulus Tanpa Cacat Gadis Belia Semok

ABG Bugil Sdh Siap

Gadis ABG Bugil

Cewek Bugil Merangsang

Cerita Dewasa - Tante Sexy yang Hot

Gw Krisna. Umurku 23 tahun, dan sekarang sedang kuliah di tingkat terakhir di sebuah PTS di Jakarta. Asalku dari Bandung, dimana gw menghabiskan masa anak-anak dan remaja gw, sampai kemudian gw pindah ke Jakarta empat tahun yang lalu. gw pun hidup prihatin di ibukota ini, terkadang seharian gw hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. gw pikir tidak mengapa, asal gw bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga gw bisa lulus dan membanggakan kedua orang tugw. Terkadang gw iri melihat teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru, dll.

Salah satu dari teman kuliahku bernama Kristina. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang gw heran, kok dia bisa tertarik pada gw. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya gw orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga gw sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Bandung dulu.

Kristina dan gw telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini. Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. gwpun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Sering orang tuanya, mereka juga baik padgw, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Tetapi gw memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Kristina pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga gw selalu menolak. Kemana-mana gw selalu menggunakan motor bersama Kristina! Kristina pun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, gw selalu menolak bila dia akan mentraktirku. gw bilang padanya sebagai laki-laki gw yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun gw lgwkan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.

Kristina adalah gadis baik-baik. gw sangat mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut. Kristina pernah bilang padgw, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Terlebih gwpun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang.

Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu gw ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. gw tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga gw berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.

Hasilnya ternyata luar biasa. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah.

Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung gw menemukan program ini.
Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama gw impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat gw beli. Semakin sering gw mengajak Kristina untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21. Kristina sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya gw berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah gw jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya gw bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadgw.

Hanya satu saja yang masih kurang. gw belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahgw selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil Timor tahun 1997 warna gold metalik. gw tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.

“Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang wanita menjawab di ujung telepon.
“Harganya berapa Bu?”
“Empat puluh delapan juta”
“Kok mahal sih Bu?”
“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”
Dengan cepat kukalkulasi dangw. Wah.. Untung masih cukup, walaupun gw harus menjual motorku dulu. Tetapi gwpun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.
“Alamatnya dimana Bu?”
Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan gw berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.
*****
Setelah mencari beberapa lama, sampai juga gw di alamat yang dimaksud.
“Selamat sore” sapa gw ketika seorang wanita cantik membuka pintu.
“Oh sore..” jawabnya.
gw tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 33 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Susunya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, gw bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, pemain sinetron itu!hehehe...
“Saya Krisna yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”
“Oh.. Ya silakan masuk.”
gwpun masuk ke dalam rumahnya.
“Tunggu sebentar ya kris. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”
“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”
gwpun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.
“Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamgw di ruang tamu
“Iya Bu.. Hampir selesai sih “
“Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.
Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak sekali rasanya menghilangkan dahaggw.
“Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.
“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”
“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.
“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”
“Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja tante Merry.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.
“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”
“Oh begitu..” jawabku.
Kemudian tante Merry tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh gw dibuatnya. Terlebih tante Merry duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanygw untuk menghilangkan kerikuhanku.
“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.
“Waduh.. Maaf ya tante”
“Nggak apa kok kris.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”
“Sudah, tante”
“Cantik ya?”
“Cantik dong tante..” jawabku lagi.
Duh, gw makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Merry kemudian beranjak duduk di sebelahku.
“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.
“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.
“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.
Sambil berkata, tangan tante Merry mulai berpindah dari tanganku ke pahgw.
“Belum.. Tante.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Merry yang sedang meremas-remas pahgw.
Jujur saja, sebenarnya gwpun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu gw masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Kristina pacarku. Mendengar kalau gw masih perjaka, tampak tante Merry tersenyum.
“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahgw, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.
“Aduh.. Tante.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”
“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.
“Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “
Tanpa menunggu jawabanku, tante Merry pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Merry. Beberapa menit kemudian, tante Merry kembali membawa minumanku.
“Ayo diminum lagi” kata tante Merry sambil memberikan gelas berisi sirup padgw.
Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Merry kemudian kembali duduk di sebelahku.
“Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”
“Iya tante..” jawabku lega.
“Kamu ngambil jurusan apa?”
“Ekonomi, tante”
“Kenal pacarmu di sana juga?”
Waduh.. gw berpikir kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.
“Iya dia teman kuliah”
“Ceritain dong gimana ketemuannya”
Yah daripada diminta yang nggak-nggak, gw setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Kristina. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi.
Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. gwpun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.
“Kenapa kris.. Kamu sakit ya” tanya tante Merry tersenyum sambil kembali meremas tanganku.
Tangannya kemudian beralih ke pahgw dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.
“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.
“Tapi enak kan?”
Tante Merrypun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi gw menolak tante Merry. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.
“Saya tadi dikasih apa tante” tanygw lirih.
“Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celangw.
“Ayo, tante ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.
Tante Merrypun kemudian membuka celangw beserta celana dalamnya sekaligus.
“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar anak muda begini”.
Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Merry merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.
“Ah.. Tante..” desahku menahan nikmat, ketika mulut tante Merry mulai menghisap dan menjilati penisku.
Tangan tante Merrypun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Merry bangkit dan menciumiku.
“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.
gwpun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur tante Merry di bagian belakang rumah. Sesampainya gw di kamar, tante Merry kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di Susunya yang membusung.
“Ayo sayang.. Kamu remas ya”
Kuikuti instruksi tante Merry dan kuremas Susu miliknya. Tante Merrypun terdengar mengerang nikmat.
“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.
Tante Merry membalikkan badan dan gwpun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, tante Merry kembali berbalik menghadapku.
“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.
Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.
“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.
“Pengaitnya di depan, sayang..”
Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus Susu tante Merry yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga Susu kenyal itupun seolah meloncat keluar.
“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”
Tangan tante Merry merengkuh kepalgw dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas Susunya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.
“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah tante Merry ketika gw mulai menghisap Susunya.
“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Merry lebih lanjut. Dengan menurut, gwpun menjilati puting Susu tante Merry yang telah mengeras.
Kemudian gw kembali menghisap sepasang Susunya bergantian. Setelah puas gw hisapi Susunya, tante Merry kemudian mengangkat kepalgw dan kembali menciumiku.
“Sekarang kamu buka rok tante ya”
Tante Merry merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat. Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. gw terbelalak melihat Tante Merry ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh tante Merry yang padat dengan Susu yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.
Kembali tante Merry mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan tante Merry lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga Memeknya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.
“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalgw perlahan.
“Oh..my god.. Sshh” erang tante Merry ketika mulutku mulai menciumi Memeknya.
Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir Mekinya.
“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.
Tante Merry lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga gwpun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.
“Jilat di sini sayang..” instruksi tante Merry sambil tangannya mengusap klitorisnya.
Kujilati klitoris tante Merry. Desahan tante Merry semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalgw. Beberapa saat kemudian, tubuh tante Merrypun mengejang.
“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.
Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan vaginanya sambil sesekali kuciumi paha mulus tante Merry. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno.
“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.
gwpun kemudian melucuti semua pakaianku. Tante Merry lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.
“Ciumi susu tante lagi dong yang..”
gw dengan gemas mengabulkan permintaannya. Susu tante Merry yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk gw, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting Susu tante Merry, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. gwpun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.
Tante Merry yang sexy kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari Susunya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Merry menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.
Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Merrypun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.
“Sekarang tante pengin ambil perjakamu ya..”
Sambil berkata begitu, tante Merry menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang vagina tante Merry.
“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah tante Merry sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.
“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut tante Merry. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.
“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”
Tante Merry terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di Susunya yang bergoyang-goyang berirama. gwpun meremas-remas Susu kenyal itu. Suara desahan tante Merry semakin menjadi-jadi.
“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”
Tak lama tubuh tante Merrypun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Merry mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Merry kemudian rubuh di atasku. Karena gw belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh tante Merry, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.
“Oh.. Enak tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.
“Krisna mau keluar tante..” katgw ketika gw merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.
“Keluarin di mulut tante, sayang..”
gwpun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah tante Merry. Tangan tante Merry langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.
“Ahh.. Tante..” jeritku ketika gw menyemburkan air maniku dalam mulut tante Merry.
Tante Merry lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.
“Enak kris?” tanyanya sambil tersenyum genit.
“Enak tante… memang tante sering ya beginian”
“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”
“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”
“Iya kris.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Merry genit.
Tak lama mobil yang dinantipun datang. Akhirnya gw jadi membeli mobil tante Merry itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Merry memberikan korting Lima juta rupiah.
“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.
Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, gw masih berselingkuh dengan tante Merry yg Hot. Sebenarnya gw diliputi perasaan berdosa kepada Kristina pacarku. Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, gw jadi ketagihan bermain seks. gw tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, gw terus berhubungan dengan tante Merry! Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga gw sanggup memberikan hadiah-hadiah mahal pada Kristina untuk menutupi rasa bersalah pada pacarku! wow....ga rugi dech gw beli mobil tante girang ini kerana plus dapat ngentot tante sexy dan Hot ini!

Tante Girang Hot























Model Sexy Majalah Popular Cinta Ratu Nansya

CariGadis.com_cintaRatunansya26
CariGadis.com_cintaRatunansya19
CariGadis.com_cintaRatunansya25
CariGadis.com_cintaRatunansya02
cinta ratu nansya
cinta ratu nansya model majalah popular

Cerita Dewasa | Kunikmati SPG Alumni SMA


Lulus SMU, dunia baru, dunia penuh warna. Gadis itu bernama Tanti, namun lebih suka dipanggil Putri. Usia 18 tahun merupakan usia yang sangat menggemaskan. Aku bertemu dia saat dia asyik bergoyang di acara refreshing kantorku. Dia adalah Lady Escort sebuah tempat karaoke yang baru dibuka tiga bulan lalu di Selatan Jakarta. Kusempatkan ngobrol dengannya, dan dia mengaku bahwa dia terpaksa bekerja untuk biaya ujian SMUnya tempo hari. Masih terbayang liukan tubuh yang mengundang jiwa kelelakianku. Aku harus menaklukkannya, kataku dalam hati. Dengan pengalaman yang kumiliki, akhirnya bisa juga dia kutaklukkan. Namun aku jadi ngeri sendiri, betapa tidak, aku pernah berjanji pada diri sendiri, aku nggak akan pernah mau menyentuh perempuan yang masih perawan, sepertinya telah kulanggar. Saat mulai kucumbu sang Tanti…, baru pada taraf permulaan, dimana mulut kami saling berpagutan, dan tangan bebasku mulai bergerilya menjelajahi dadanya, dia sudah melenguh-lenguh mendapatkan orgasmenya. Profil seorang gadis yang belum pernah tersentuh tangan jahil lelaki. Belum lagi saat lidahku sudah mulai menyapu dada dan klitorisnya, tak terhitung dia telah mengalami orgasme berapa kali. Di hotel M***, seolah tak sabar kulucuti pakaiannya satu persatu, dengan ciuman bertubi- tubi di mulut dan lehernya, membuatnya tak sadar apa yang sedang kulakukan. Kutempelkan batangku yang masih terbungkus jeans ke kakinya untuk menambah sensasi bagiku dan baginya. Kumulai manuver yang menjadi favoritku, jelajahan lidah ke sekujur tubuh, yang kumulai dari mulut dan bergeser ke arah lehernya, sementara tanganku mulai menemukan mainan yang sangat mengasyikkan, bungkahan dada yang sangat kenyal, dan menantang. Putingnya masih merah, dan menunjuk ke langit. Tak sabar segera kusapukan lidahku menyusul tangan yang sudah mendahului. Tubuhnya mulai mengejang, menunjukkan Tanti sudah memperoleh orgasmenya yang pertama, diimbuhi dengan lenguhan- lenguhan sambil menyebut-nyebut namaku…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Lenguhan perlahan namun ragu-ragu, menunjukkan betapa amatir gadis dalam pelukanku ini. Seolah tak puas tanganku mulai merayap merasakan kehangatan vaginanya yang sudah teramat basah. Kudapati klitorisnya yang sudah mengeras dan licin, memudahkanku untuk mempermainkan dengan tangan. Tak kuhentikan jilatan-jilatan lidahku di putingnya. Sekali lagi dia mengejang, dan melenguh menggapai orgasme keduanya. Tanpa memberi kesempatan untuk beristirahat, mulai kuturunkan jilatan- jilatanku kea rah perut, dengan tujuan yang pasti… kitoris….. Jilatan-jilatan yang turun perlahan dari dada ke perut, mulai membangkitkan semangatnya kembali. Kususuri perut langsingnya dan kubiarkan bermain- main agak lama di sana, menimbulkan rasa geli dan penasaran baginya. Kuturunkan lagi lidahku menuju ke selangkangan yang semakin lembab miliknya, hingga kudapati klitorisnya yang semakin mengkilat dan keras. Indah memerah merekah dan bau khas cairan vagina yang sangat kusuka, namun milik si Tanti ini lain, bau yang harum, menunjukkan betapa terawat tubuhnya. Tak lama lidahku memainkan klitorisnya, sambil sekali-sekali kususupkan ke liang vaginanya, kembali dia mengejang dan meracau tak menentu sambil menyebut-nyebut namaku…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh! Sudah mass..sh… dia mengeluh….” Kuhisap cairan yang meleleh keluar dari vaginanya… Rasanya sangat khas dan memabukkan. Lenguhan-lenguhan yang bisa membuatku gila, namun otak warasku masih bisa berpikir. Jika dengan sentuhan-sentuhan dan jilatan-jilatan itu saja bisa membuat orgasme Tanti lebih dari sekali, jangan-jangan dia masih murni dan perawan. Mulai kuangkat tubuhku dan dan kubaringkan sejajar disampingnya serta kulolosi pakaian yang menempel ditubuhku tanpa kecuali. Kutarik tangannya untuk mulai mempermainkan penisku. Ada hentakan keras dari Tanti, jangankan untuk memberikanku kepuasan, untuk menyentuhnyapun dia tak mau.


“Terus harus bagaimana aku bisa memperoleh kepuasan ?” Keluhku padanya sambil berusaha merayu. Kembali kujilati dadanya tuk membuatnya kembali terbuai, dan sepertinya berhasil. Kurasakan lagi tubuhnya mulai membara lagi. Kulihat gelengan kepala saat kucoba lagi untuk meraih tangannya. Imajiku yang liar membuatku semakin tak tahan… Aku harus mendapatkan kepuasan itu. “Ya, kalau gitu dimasukin aja, ya ?” kataku seolah mengancam. Tak terdengar penolakan dari Tanti, walaupun kulihat ada reaksi lain darinya yang kutahu dia merasa keberatan. Mulai kugesekkan penisku ke mulut vaginanya yang sudah basah, sekedar


bergesekan, tak ada niatan untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Sensasi yang sangat memabukkan, apalagi saat gesekan penisku mengenai klitorisnya yang mengeras itu, wow…. Kembali terdengar lenguhan saat penisku menyentuh klitorisnya. “Oh… shhh…” rintihnya, sehingga menimbulkan tanya dalam benakku, bagaimana lagi rintihannya jika penisku kumasukkan dalam vaginanya ? Tak tahan dengan rasa penasaran itu, mulai kuselipkan kepala baja penisku….. dan kurasakan


tangannya menggapai pinggangku, menahan aku untuk tidak melesakkan penisku lebih dalam lagi. Ada lonjakan pinggul dan geraman perlahan keluar dari mulutnya. Kucabut lagi penisku untuk meningkatkan sensasi lain untuknya. Kumasukkan lagi perlahan-lahan penisku, sebatas kepala bajanya dan kembali tangannya menahan tubuhku. Kembali ada gerinjal perlahan pinggul dan geraman serta nafas tertahan dari Tanti seolah kehabisan nafas, disusul kejatan-kejatan seluruh tubuhnya manggapai orgasmenya untuk kesekian kali…. “Oh…., mas,…. Ough… shhhh!” Kucabut lagi, dan kususupkan penisku dan perlahan- lahan kutambah kedalamannya tanpa dia sadari, hingga tak ada lagi yang tersisa. Seluruh batang penisku telah habis memenuhi liang vaginanya. Mulai kuayun tubuhku secara perlahan- lahan seolah memompa vaginanya, dapat kurasakan cairan yang mulai meleleh keluar mengenai selangkanganku. Mungkin karena gerakan memompa yang perlahan- lahan itulah, kurasakan tubuh Tanti mulai membara kembali, ditandai dengan lenguhan tertahan dan goyangan pinggul yang masih tertahan keraguan. Tak lama goyangan perlahan tubuhku, kembali dia mengejat- ngejat bagaikan ikan kehabisan air diiringi rintihan yang membuatku mabuk…. “Oh…., mas,…. Ough…shhhh,


oouuuhhhhhhhhghhh!” Semakin kupercepat ayunan tubuhku untuk segera mengejar ketinggalanku darinya. Tak tertahan lagi lenguhan yang juga semakin cepat seiring kayuhanku yang semakin cepat. “Uh….uh….uh….uh…….ouhhhh….!”


perlahan penuh keraguan namun tak tertahan dan mempengaruhi otak kecilku untuk segera menghabisinya. Mendadak kuhentikan kayuhanku, dan kucabut penisku dari vaginanya, dan kemudian kupandangi wajahnya. Tak tahan dengan perlakuanku itu, terasa ada tarikan halus dari tangannya untuk melanjutkan permainan yang sengaja kutunda itu. Kulesakkan lagi batang penisku dengan agak kasar menghujam ke vaginanya. Tak tertahan lagi lenguhan panjang tanpa ada keraguan yang tersisa….. “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” Kuayunkan badanku tanpa ragu lagi dengan sepenuh tenagaku, semakin tak menentu pula rintihan yang hinggap ditelingaku, sehingga memancing kenikmatan yang sudah mulai tak dapat kubendung lagi…. Segera kucabut penisku dan kugesekkan ke vagina bagian luar dan klitorisnya. Kugapai ejakulasiku dengan kutekankan penisku ke bawah perutnya tuk mencari sensasi seolah dijepit kehangatan vaginanya, tak dapat kutahan, spermaku memancar deras di antara perut kami seiring dengan lenguhan panjang kami berdua…. “Ohhhh…. oh….. oughhhhh…….. !” lenguhku panjang “Aahhhh….. uhhhhh…..nghhhhhh !” selingnya….. Entah berapa kali aku berkejat-kejat menikmati ejakulasiku. Dan entah untuk yang keberapa kali bagi Tanti orgasme itu. Kugulingkan badanku sambil memejamkan mata, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang tak tertahan hingga ujung rambutku. Sementara itu Tanti menarik selimut dan berbalik memunggungiku, dan tak berapa lama kudengar nafas lembut teratur, tanpa meperdulikan cucuran keringat dan lelehan sperma yang masih ada di tubuhnya, Tanti tertidur pulas. Sentuhan-sentuhan nakalkupun tak mampu membangunkannya dari mimpinya. Niatku semula yang ingin segera mengulangi permainan ranjang itu aku urungkan. Perlahan tapi pasti nafsuku yang siap menggelora lagi itu menjadi padam. Tak tega aku kalau ingat bahwa dia telah mengalami orgasme yang menguras tenaga itu berulang kali. Begitu sensitifnya Tanti, seolah-olah gesekan celana dalamnya sendiri saat dia berjalanpun bisa membuatnya terkulai penuh kenikmatan.

Foto Bugil : Artis Bokep Toket Gede Dan Montok Misa Nishida

Misa Nishida adalah Artis Porno Toket gede dan Montok yang berasal dari Jepang. Lahir di Tokyo, Jepang pada tanggal 21 Juli 1982 dengan tinggi badan 156cm. Mempunyai bodi Montok dan Payudara besar atau Toket Gede sebagai daya tariknya dalam dunia film bokep Jepang. Ukuran payudara Misa Nishida mencapai 88cm dengan ukuran Bra 35F. Penasaran dengan bodi montok dan toket Misa Nishida yang besar, nih

Foto Hot : Julia Perez Pamer Toket

Julia Perez, atau sering disingkat Jupe (lahir di Jakarta, 15 Juni 1980; umur 33 tahun; terlahir dengan nama Yuli Rachmawati) adalah penyanyi dangdut, model, pemain sinetron dan presenter Indonesia yang mempunyai ukuran dada ekstra besar untuk ukuran orang Indonesia berukuran 36D. Julia Perez seringkali berpenampilan dan berfoto seksi dan dijuluki "bom seks". Ia memulai kariernya di Perancis.

Gambar Bugil : Artis Ngentot Jepang Ai Niimura

Ai Niimura adalah artis porno Jepang yang mempunyai bentuk payudara yang sangat bagus. Lahir pada tanggal 26 Juni 1986 di kota Kanagawa, Jepang. Untuk postur tubuhnya tidak terlalu tinggi cuma 158cm dan ukuran payudara Ai Niimura 88cm dengan ukuran Bra 35E. Penasaran dengan Ai Niimura, nih juragan kasih foto bugil Niimura..

Kareena Kapoor HOT Bikini







Toket Mulus ABG Sange

Toket Mulus ABG Bohay


Toket Mulus ABG Bohay



Toket Mulus ABG Bohay

Toket Mulus ABG Bohay
tan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.

Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu 'pelajaran' tambahan di Minggu siang ini."Sudah selesai Anto?", Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya."Hampir bu""Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..""Iya..""Bu Rina, Saya sudah selesai", Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya."Ibu dimana?""Ada di kamar.., Anto sebentar ya", Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gur - See more at: http://cikrulna.blogspot.com/2013/08/cerita-seks-dewasa-ml-dengan-ibu-guru.html#sthash.E0NHm50A.dpuf